Sunday, December 30, 2012

SEL DAN STRUKTURNYA



A. PENDAHULUAN

Unit  fisik  terkecil  dari  organisme  hidup  adalah  sel.  Komposisi material  sel  pada semua  organisme  adalah  sama  yaitu: DNA, RNA,  protein,  lemak  dan  fosfolipid,  yang merupakan komponen   dasar semua jenis sel. Namun demikian pengamatan  lebih teliti menunjukkan adanya perbedaan sangat mendasar antara sel bakteri dan sianobakteria di satu pihak dengan sel hewan dan tumbuhan di lain pihak.   Ada dua tipe sel yaitu: sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik merupakan tipe  sel  pada  bakteri  dan  sianobakteria  /  alga  biru  (disebut  jasad  prokariot).  Sel eukariotik  merupakan  tipe  sel  pada  jasad  yang  tingkatnya  lebih  tinggi  dari  bakteri (disebut  jasad eukariot) yaitu khamir,  jamur  (fungi), alga selain alga biru, protozoa dan tanaman serta hewan. 

Perbedaan kedua tipe jasad itu adalah sebagai berikut:

Struktur
Prokariot
Eukariot
Macam mikroba
Bakteri dan
Sianobakteria (Algae hijau-biru)
Algae umumnya,
Fungi, Protozoa, 
Plantae, animalia
Ukuran sel
<1-2 x 1-4 µ (mikron)
> 5 µ (mikron)
Struktur genetik:
-  Membran inti
-  Jumlah kromosom
-  Mitosis
-  DNA inti
-  DNA organel
-  % G+C DNA

Tidak ada
1 (siklis)
tidak ada
tidak terikat histon
tidak ada
28-73

ada
> 1
ada
terikat histon
ada
+ 40
Struktur dalam sitoplasma
-  Mitokondria
-  Kloroplas
-  Ribosom plasma
-  Ribosom organel
-  Retikulum
endoplasmik
-  Aparat golgi
-  Fagositosis
-  Pinositosis

Tidak ada
Tidak ada
70 S*)

tidak ada
tidak ada

tidak ada
tidak ada
tidak ada

Ada
Ada / tidak ada
80 S*)

ada (70 S*)
)
ada
ada
ada / tidak ada
ada / tidak ada

Keterangan: *) S : konstante pengendapan Svedberg = 1 x 10-13 detik/dyne/gram




B. SEL PROKARIOTIK

Tipe sel prokariotik mempunyai ukuran yang  lebih kecil dibandingkan dengan sel eukariotik. Beberapa  sel bakteri Pseudomonas hanya berukuran 0,4-0,7µ diameternya dan panjangnya 2-3µ . Sel ini tidak mempunyai organela seperti mitokondria, khloroplas dan aparat golgi.

Inti  sel  prokariotik  tidak mempunyai membran. Bahan  genetis  terdapat  di  dalam sitoplasma, berupa untaian ganda (double helix) DNA berbentuk lingkaran yang tertutup. “Kromosom” bakteri pada umumnya hanya satu,  tetapi juga mempunyai satu atau  lebih molekul  DNA  yang  melingkar  (sirkuler)  yang  disebut  plasmid.  Sel  prokariotik  tidak mengandung organel yang dikelilingi oleh membran. Ribosom yang dimiliki sel prokariot lebih kecil yaitu berukuran 70S. Ukuran genom sel prokariot berbeda dengan sel eukariot. Jumlah DNA penyusun pada  sel  prokariot  berkisar  antara  0,8-8.106 pasangan  basa  (pb) DNA. DNA  pada  sel eukariot mempunyai  pasangan  basa  lebih  tinggi,  sebagai  contoh: Neurospora  19.106; Aspergillus  niger  40.106;  Jagung  7.109;  dan  manusia  29.109.  Sel  prokariotik  tidak seluruhnya membutuhkan oksigen, misalnya pada bakteri anaerob.
   
C. SEL EUKARIOTIK

Sel  eukariotik  mempunyai  inti  sejati  yang  diselimuti  membran  inti.  Inti  sel mengandung  bahan  genetis  berupa  genome/  DNA.  Seluruh  bahan  genetis  tersebut tersusun dalam suatu kromosom. Di dalam kromosom  terdapat DNA  yang berasosiasi dengan  suatu  protein  yang  disebut  histon.  Kromosom  dapat mengalami  pembelahan melalui proses yang dikenal sebagai mitosis.  Sel  eukariotik  juga  mengandung  organel-organel  seperti  mitokondria  dan khloroplas yang mengandung sedikit DNA. Bentuk DNA dalam ke dua organel  tersebut adalah sirkuler tertutup (seperti DNA prokariot). Ribosom pada sel eukariotik lebih besar dibandingkan  prokariotik,  berukuran  80S.  Di  dalam  sel  ini  juga  dijumpai  organel  lain yang  bermembran,  yaitu  aparatus  golgi.  Pada  tanaman  organela  ini  mirip  dengan  diktiosom. Kedua organel tersebut berperan dalam proses sekresi.

D. STRUKTUR SEL

1. Inti Sel

Inti  sel  eukariotik  pada  interfase  dikelilingi  oleh  suatu membran. Membran  terdiri atas 2  lapisan  lemak  (lipid bilayers). DNA pada  inti  tersebar dalam suatu struktur yang disebut  kromosom.  Pembelahan  inti  dari  satu  menjadi  dua  anak  inti  dikenal  sebagai mitosis.  Pada  tanaman  dan  hewan  tingkat  tinggi  dikenal  adanya  reproduksi  secara
seksual.  Pada  saat  pembuahan,  ke  dua  inti  dari  sel  jantan  dan  sel  betina  (gamet) melebur  membentuk  sigot.  Masing-masing  jenis  gamet  menyumbang  sejumlah  (n) kromosom. Dengan demikian sigot mengandung dua set kromosom (2n).  Apabila gamet bersifat  haploid,  maka  sigot  bersifat  diploid.  Semua  sel  somatik  bersifat  diploid  (mengandung  2  set  kromosom).  Pada  saat  generasi  seksual  berikutnya,  kromosom normal  (2n)  mengalami  segregasi  menjadi  haploid.  Proses  pengurangan  separo kromosom dari 2n menjadi n kromosom disebut meiosis.

2. Membran Sel Prokariotik

Permukaan luar lipid bilayers membran sel bersifat hidrofil, sedangkan permukaan  dalamnya bersifat hidrofob. Stabilitas membran sel disebabkan oleh kekuatan hidrofobik antara residu asam lemak dan kekuatan elektrostatis antara ujung-ujung hidrofilik. Pada bilayer  terdapat protein yang  letaknya  tenggelam  (di dalam) bilayer atau  terdapat pada permukaannya.  Pada  beberapa  bakteri,  membran  mengelilingi  sitoplasma  tanpa  menunjukkan adanya lipatan.  Membran pada bakteri lain mengalami pelipatan ke dalam yang disebut mesosom.  Pada  bakteri  fotosintetik,  khlorofil  tidak  terdapat  dalam  suatu  khloroplas, melainkan  terdapat  dalam  membran  yang  sangat  berlipat-lipat  di  dalam  sel,  yang disebut  membran  tilakoid.  Sistem  fotosintetik  pada  bakteri  disamping  menggunakan khlorofil,  juga  karotenoid.  Keduanya  mengandung  sistem  transport  elektron  yang menghasilkan ATP pada proses fotosintesis.

3. Dinding Sel

Dinding  sel  bakteri  bersifat  agak  elastis.  Dinding  sel  tidak  bersifat  permeabel terhadap  garam  dan  senyawa  tertentu  dengan  berat molekul  rendah.  Secara  normal konsentrasi garam dan gula yang menentukan tekanan osmotik di dalam sel lebih tinggi daripada di  luar sel. Apabila  tekanan osmose di  luar sel naik, air sel akan mengalir keluar, protoplasma mengalami pengkerutan, dan membran akan terlepas dari dinding sel.  Proses ini disebut dengan plasmolisis.  Rangka  dasar  dinding  sel  bakteri:  Rangka  dasar  dinding  sel  bakteri  adalah murein  peptidoglikan.  Murein  tersusun  dari  N-asetil  glukosamin  dan  N-asetil  asam muramat,  yang  terikat  melalui  ikatan  1,4-β-glikosida.  Pada  N-asetil  asam  muramat terdapat  rantai  pendek  asam  amino:  alanin,  glutamat,  diaminopimelat,  atau  lisin  dan alanin,  yang  terikat melalui  ikatan  peptida.  Peranan  ikatan  peptida  ini  sangat  penting dalam  menghubungkan  antara  rantai  satu  dengan  rantai  yang  lain.  Komponen  dan struktur dinding sel prokariot ini sangat unik, dan tidak dijumpai pada sel eukariotik.  Dinding sel bakteri gram positif: Dinding sel bakteri gram positif  terdiri 40  lapis rangka dasar murein, meliputi 30-70 % berat  kering dinding  sel bakteri. Senyawa  lain penyusun dinding sel gram positif adalah polisakarida yang  terikat secara kovalen, dan asam teikoat yang sangat spesifik.

Dinding sel bakteri gram negatif: Dinding sel bakteri gram negatif hanya  terdiri atas satu lapis rangka dasar murein, dan hanya meliputi + 10% dari berat kering dinding sel. Murein  hanya mengandung  diaminopemelat,  dan  tidak mengandung  lisin. Di  luar rangka murein  tersebut  terdapat sejumlah besar  lipoprotein,  lipopolisakarida, dan  lipida jenis  lain. Senyawa-senyawa  ini merupakan 80 % penyusun dinding sel. Asam  teikoat tidak terdapat dalam dinding sel ini.  Peranan  lisosim dan penisilin: Lisosim adalah ensim antibakteri  yang  terdapat dalam  putih  telur  dan  air mata,  dan  dapat  dihasilkan  oleh  beberapa  bakteri.  Lisosim akan  merusak  ikatan  antar  N-asetilglukosamin  dan  N-asetil  asam  muramat  dalam murein, sehingga  lisosim dapat merombak murein. dalam dinding sel. Dinding sel yang rusakkan menghasilkan  sel  tanpa  dinding  sel  yang  disebut  spheroplas.  Spheroplas sangat rentan terhadap tekanan osmotik.  Penisilin  akan  bekerja  aktif  terhadap  dinding  sel  gram  positif  yang  sedang membelah. Senyawa  ini  mengakibatkan  sel  tumbuh  tidak  beraturan.  Dalam  hal  ini penisilin menghambat pembentukan dinding sel.

4. Flagel dan Pili

Flagel merupakan salah satu alat gerak bakteri. Letak  flagel dapar polar, bipolar, peritrik,  maupun  politrik.  Flagel  mengakibatkan  bakteri  dapat  bergerak  berputar. Penyusun  flagel  adalah  sub  unit  protein  yang  disebut  flagelin,  yang mempunyai  berat molekul rendah. Ukuran flagel berdiameter 12-18 nm dan panjangnya  lebih dari 20 nm.  Pada beberapa bakteri, permukaan selnya dikelilingi oleh puluhan sampai  ratusan pili, dengan  panjang  12  nm.  Pili  disebut  juga  sebagai  fimbrae.  Sex-pili  berperan  pada konjugasi sel. Pada bakteri Escherichia coli strain K-12 hanya dijumpai 2 buah pili.

5. Kapsul dan Lendir

Beberapa bakteri mengakumulasi senyawa-senyawa yang kaya akan air, sehingga membentuk suatu  lapisan di permukaan  luar selnya  yang disebut sebagai kapsul atau selubung  berlendir.  Fungsinya  untuk  kehidupan  bakteri  tidak  begitu  esensial,  namun menyebabkan  timbulnya sifat virulen  terhadap  inangnya. Dalam pembentukan agregasi
tanah, senyawa yang terkandung dalam kapsul atau lendir inilah yang sangat berperan.  Keberadaan kapsul mudah diketahui dengan metode pengecatan negatif menggunakan tinta  cina  atau  nigrosin. Kapsul  akan  tampak  transparan  diantara  latar  belakang  yang gelap.  Pada  umumnya  penyusun  utama  kapsul  adalah  polisakarida  yang  terdiri  atas
glukosa,  gula  amino,  rhamnosa,  serta  asam  organik  seperti  asam  piruvat  dan  asam asetat.  Ada  pula  yang mengandung  peptida,  seperti  kapsul  pada  bakteri  Bacillus  sp. Lendir merupakan kapsul yang lebih encer. Adakalanya kapsul bakteri dapat dipisahkan dengan metode penggojokan kemudian diekstrak untuk menghasilkan lendir.